Selama ini kita mengenal konsep AISAS dalam skema pemasaran produk di era digital, hal ini untuk merevisi AIDA yang selama ini dianggap tidak lagi relevan setelah adanya internet.

Source: https://www.slideshare.net/tung_nc/4marketing-management-consumer-behaviour
Produk digital startup dikenal sebagai Software As A Service (SAAS), di mana saya setuju konsep AISAS, tidak akan memadai untuk melakukan pendekatan pemasaran ke produk semacam ini. Lalu apa yang cocok? Konsepnya disebut AARRR.

Source: https://slidemodel.com/templates/tag/aarrr/
Mengapa AARRR akan lebih tepat untuk digital start up ini beberapa alasannya:
Digital startup berbasis piranti lunak yang didorong kemajuan teknologi
Sebagian besar produk startup digital berbasis piranti lunak. Tujuan utamanya adalah menghasilkan trafik, lalu database dan konsumen membeli layanannya, atau model bisnis yang lainnya dari database yang dimiliki. Ini jelas berbeda dengan produk, atau jasa konvensional, di mana akuisisi hingga transaksi terjadi di offline.
Digital startup lahir sebagai sebuah disrupsi, dengan model bisnis yang belum tentu sudah ditentukan di awal
Digital startup itu terlahir sering kali belum punya model bisnis, dalam perjalanan bisa jadi terjadi perubahan. Ini sangat berbeda dengan bisnis konvensional, ketika lahir pola bisnisnya sudah jelas. Misalnya media konvensional menghasilkan keuntungan dari pemasangan iklan, Fast Moving Consumer Goods (FMCG) mendapatkan keuntungan dari penjualan produk dll.
Digital startup produknya didistribusikan via internet
Produk digital startup, distribusi dan akuisisinya juga via internet. Jadi proses dan tahapan akuisisi bisa dilakukan dalam satu langkah, dan langsung di media yang sama, ketika menggaet konsumen yang ada di internet.
Ini tentu berbeda dengan produk dan jasa konvensional di mana media internet hanya menjadi media untuk membangun awareness atau cek dan ricek dari sisi konsumen tentang produk.
Digital startup bisa melakukan eksperimen dan biayanya sangat murah
Ketika bicara digital startup, maka proses diinternalnya bisa dengan mudah diubah dan bereksperimen mulai dari mengubah kanal komunikasi pemasaran sampai dengan pengembangan produk dan model bisnis. Mengapa bisa seperti ini? Karena semua berbasis di internet, risikonya sangat kecil, dan biaya yang dikeluarkan relatif sangat rendah.
Ini sebabnya pendekatan pemasarannya bukan hanya mencakup soal kanal komunikasi, tapi berbagai hal lainnya, dan bisa dieksekusi dan bereksperimen dengan cepat lalu diukur apakah berjalan dengan baik, atau tidak. Ini jelas tidak bisa dilakukan di produk konvensional.
Apakah setuju dengan ini?
Tuhu Nugraha Dewanto
Chief Executive Officer (CEO) Upnormals Pingfans
Digital Strategy Expert & Trainer
Penulis Buku Best Seller WWW.HM Defining Your Digital Strategy
Unduh e-book GRATIS di sini
[…] Baca Juga:Mengapa AISAS Tidak Lagi Relevan Untuk Digital Startup? […]
[…] (Acquisition, Activation, Retention, Revenue, Referral). Pembahasan mengenai AARRR, bisa dibaca di tulisan ini. Saya lalu menghubungkan itu dengan, traction channel yang pernah saya baca di buku “Traction […]
Dear Bang Tuhu Nugraha,
Perkenalkan saya Ergin dari Novaon Indonesia.
Saya senang sekali membaca tulisan-tulisan dari abang.
Sungguh sangat menginspirasi saya dan memberi saya banyak wawasan terlebih di dunia digital.
Bang, saya ingin meminta ijin untuk menjadikan tulisan-tulisan abang sebagai bahan refrensi untuk presentasi saya. Dimana tanggal 23 Agustus ini saya diberi kesempatan untuk sharing kepada kurang lebih seratus orang pelaku UKM tentang bagaimana mengembangkan usaha kecil menengah di era digital. Saya harap abang tidak keberatan. Terima Kasih
Regards?
Ergin
haloo maap baru cek, dengan senang hati sila kan jadikan referensi. Paling nanti dikasih sumber saja ya. Terima kasih sudah menjadi pembaca setia